Renungan Harian, Kamis, 13 Maret 2025 : Perintah Baru
Bacaan Pagi : 1 Samuel 23 : 1 - 13
Bacaan Malam : 1 Korintus 7 : 1 - 16
Nyanyian : BN HKBP No 75 : 1 + 4
Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu, telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang lenyap dan terang yang benar telah bercahaya ( 1 Yohanes 2 : 18
Ada banyak respon seseorang terhadap perintah yang diberikan kepada sesorang. Ada yang menolak, mengabaikan atau ada pula yang dengan senang hati melakukan perintah. Nats hari ini memberikan suatu perintah baru kepada kita. Apa itu perintah baru? Bukan kah dari sejak jaman perjanjian lama sudah ada yang namanya perintah? Kenapa rasul Yohanes dalam suartnya memberikan perintah baru?
Kalau kita melihat atau berkaca dari perjanjian lama bagaimana perintah atau hukum itu dibuat agar bangsa itu tidak menyimpang dari jalan Allah, atau dalam kata lain bahwa hukum sebagai rambu - rambu dalam menjalani kehidupan bangasa Israel pada waktu itu. Namun hukum yang baru ini harus menjadi kesadaran semua anak - anak terang bukan menjadi paksaan. Kemudian hukum pada waktu itu juga menjelaskan bahwa mata ganti mata dan gigi ganti gigi, ini menunjujan adanya sifat balas dendam. Satu sisi memang adil konsep seperti itu, namun hukum atau perintah yang dibawa oleh Yesus berbeda. Yesus mengajarkan bahwa kasihi musuhmu, jika ditampar pipi kaanan beri pipi kiri, inilah perintah baru itu.
Kedatangan Tuhan Yesus ke dunia ini bukan untuk mentiadakan hukum atau menggantikannya, namun ingin menggenapi hukum itu. Kedatangan Kristus ke dunia ini ingin menyingkirkan kegelapan dan menyinari kita dengan terang Allah yang sejati. Melalui perintah baru yaitu agar semua anak-anakNya saling mengasihi dan tidak membalaskan kejahatan dengan kejahatan, kekecewaan dengan kekecewaan ataupun keributan dengan keributan. Kristus menginginkan agar anak - anakNya menjadi anak - anak terang yang membawa cahaya kemulian Kristus di tengah tengah - kehidupan ini.
Kristus mengajarkan kepada kita untuk mengasihi tidak pandang bulu, tidak melihat ras, agama bahkan perbedaan yang ada. Lihatlah bahwa Kristus mendobrak tembok pemisah dalam hal mengasihi, ini membuktikan bahwa kasih Allah adalah kasih yang universal bagi semua. Untuk itu kita tidak bisa mengatakan kita sebagai murid Kristus tapi kita tidak mau mengasihi, omong kosong.
Kita juga harus sadar bahwa ketika kita melakukan tindakan kasih maka sebenarnya Kristuslah yang kita beritakan disana wajah kasih di dalam prilaku orang Kristen adalah wajah Kristus. Kita juga harus sadar landasan kita dalam mengasihi harus karena Kristus yang terlebih dahulu mengasihi ku, sehingga tidak ada orang yang boleh memegahkan diri atas perbuatan kasih yang dilakukan. Kristus yang telah mati menunjukan bukti kasihNya untuk itu kitapun harus mengasihi satu dengan yang lainnya.
-HIS-
Comments
Post a Comment