Renungan Harian, Sabtu, 08 Maret 2025 : Mengharapkan Belas Kasih Allah
Bacaan Pagi : 1 Samuel 20 : 1 - 17
Bacaan Malam: 1 Korint 3 : 1 - 23
Nyanyian : BE. 682 : 1
Ya Tuhan, dengarlah! Ya, Tuhan, ampunilah! Ya Tuhan, perhatikanlah dan bertindaklah dengan tidak bertangguh, oleh karena Engkau sendiri, Allahku, sebab kota-Mu dan umat-Mu disebut dengan nama-Mu! ( Daniel 9 : 19 )
Hari ini kita mau belajar dari Daniel, kita tahu bahwa Daniel adalah seorang yang saleh dan bargaul karib dengan Allah melalui kehidupan doanya ( Daniel 6 : 11). Nats hari ini berisikan doa permohonan Daniel kepada Allah. Doa dari Daniel ini bukan berfokus kepada keselamatan dan kepentingan dirinya sendiri, namun untuk kepentingan bangsa Israel. Pada saat itu bangsa israel berada dalam pembuangan Babel selama 70 tahun lamanya.
Ketika Daniel membaca nubuatan nabi Yeremia tentang pembebasan bangsa pilihanNya dari pembuangan sudah semakin dekat Daniel tidak pasif menunggu nubuatan tersebut tergenapi begitu saja. Daniel tidak hanya berdiam namun dia proaktif mencari Allah. Daniel datang kepada Allah melalui doanya untuk meminta pengampunan Allah terhadap umat Israel. Dia mengakui dosa bangsa itu dihadapan Allah, dia tidak mengelak dan menyadari bahwa penghukuman itu terjadi karena kejahatan dan kedegilan hati bangsa itu yang menolak Allah dan firmanya melalui para nabiNya.
Hal yang sangat baik yang perlu kita tiru dari kehidupan Daniel ini yaitu dia tidak berdiam diri terhadap nasib bangsanya, dia berdoa untuk keselamatan dan pembebasan bangsanya, dia menjadi pendoa dan perantara antara bangsanya dan Allah. Kita juga harus menjadi seperti Daniel yang proaktif datang kepada Allah untuk mendoakan bangsa dan kota kita, mendoakan para pemimpin kita agar berada pada jalan Tuhan dan menjauhkan bangsa kita dari penghukuman. Yang menjadi pertanyaan adalah sudah seberapa sering kita mendoakan bangsa kita kepada Tuhan?
Kita juga perlu mengakui segenap kesalahan dan pelanggaran kita bahkan bangsa, negera dan Gereja di hadapan Tuhan. Mengakui dosa dan pelanggaran berarti merendahkan hati kita di hadapan Allah. Melalui pengakuan dosa maka Allah mengampuni segenap pelanggaran kita dan selanjutnya membebaskan kita dari segala penghukumanNya. Dalam doanya Daniel menyadari bahwa bahwa mereka sebenarnya tidak layak menerima belaskasih Allah dan pembebasan dari Allah. Namun Daniel hanya berharap kepada Allah dan mendasarkan doanya atas namaNya yang kudus.
Pada zaman ini kita banyak melihat ketidak benaran dan pelanggaran baik itu di Gereja, Bangsa dan Negara kita. Kebenaran dan ajaran firman Tuhan sudah tidak lagi didengar. Kita telah jatuh jauh dari amanat dan printah Tuhan melalui firmanNya. Untuk itu marilah hidup seperti Daniel yang merendahkan dirinya dan membawa bangsanya kedalam doanya untuk dibebaskan. Jadilah Daniel - Daniel kecil dimanapun Tuhan menempatkan kita.
-HIS-

Comments
Post a Comment